Minggu, 02 Juni 2013

Pelajaran dari pak.Burger, salah satu dari ribuan guru kehidupanku #1

sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa "burger" itu nama orang, karena terlalu sulit untuk menghafal namanya dan saya lupa, maka saya memanggilnya burger. dan pak burger pun menerima panggilan itu.
dan saya memberi tanda (#) karena ini adalah awal dari sebuah cerita itu. masih banyak lagi yang akan saya tulis langsung setelah saya bertemu pak burger.
hehehhehee
.
.
dalam jangka 1 minggu setelah saya meninggalkan kantor itu, saya merasakan perubahan dalam tubuh. sebenarnya tidak ada yang ekstrim sih, tetapi rasanya seperti mengamati sebuah apel yang terlalu matang kemudian mulai membusuk. yang pertama tiba adalah sengatan yg luar biasa di kepala, kemudian berat badan yg mulai naik, yang didampingi dengan rasa mudah lelah dan lunglai, dan akhirnya suasana hati mulai mudah berubah.
.
seiring dengan makin banyaknya pikiran dalam otak saya, saya jadi ingat sebuah pepatah seseorang yang mulai menusuk hati saya. saya pun mulai mencoba untuk memeluk kehadirannya dengan hati saya, meskipun keikhlasan belum sempat seluruhnya singgah, membiarkannya mengajari saya tentang arti dari kehidupan.
.
lalu timbul pertanyaan : adakah org yang memahami dengan penuh keikhlasan hidup dengan bom waktu yang menempel erat di tubuhnya dan itupun berlangsung selama sisa kehidupan?
.
ketidakinginan untuk membicarakan perasaan dan isi hati inilah yang membentangkan jarakku dengan semua orang. saya jadi mempercayai bahwa empati mungkin tidak akan ada jikalau seseorang mendapatkan hal yang sama seperti saya. apakah harus menemukan sebuah kelompok dengan latar belakang, tujuan, dan kegiatan yang sama dengan yang akan saya lakukan?
ohh,, itu mungkin sesuatu hal yang sulit untuk ditemukan.
.
saya terkadang, bahkan sering memikirkan tentang berbagai macam hal dan itu tidak akan sanggup dibicarakan dengan siapapun. timbul lagi pertanyaan baru : gimana ya untuk mengatasi ketidakpastian dalam hidup saya??? gimana caranya untuk mengikhlaskan itu hadir secara perlahan namun pasti ? dan kalau begitu, bagaimana saya menemukan cara untuk menebus kesalahan saya kepada semua orang sebelum semuanya terlambat?
.
.
.
dan tiba2 saya melihat jam dan langsung otakku mengarahkanku ke sebuah tas.
pertemuanku dengan burger waktu itu harus diakhiri karena ada perkuliahan yang mewajibkanku untuk hadir.
namun burger dan saya saling menyepakati untuk bertemu lagi karena pertanyaan yang tadi belum sempat terjawab.
.
untuk awalan, terima kasih Burger, 
kita bertemu lagi di lain hari dalam tajuk yg sama dan frekuensi gelombang yg sama :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar