Senin, 10 Juni 2013

Dengan Pak Burger #3 (Memberi tanpa ada rasa pamrih *chapter 4>end)

sekarang semuanya nampak begitu jelas bagiku, mungkin ini adalah satu langkah dari semacam perjalanan yang tengah aku lakukan. setelah beberapa peristiwa yang aku alami dan aku lewati bersama orang lain yang seharusnya orang tersebut lebih pantas melanjutkan hidupnya di dunia ini . setelah tiba disini, aku kira langkah-langkahku telah sampai di penghujungnya, namun ternyata tidak.


"kemanakah semua ini akan bermuara?"
aku telah menanyakan hal ini selama berbulan-bulan. kemana sebenarnya aku melangkah dan apa atau siapa yang tengah mengarahkan aku kesana? aku dengan yang lainnya saling tertawa melepas sedikit rasa sakit akibat anugerah itu. aku menarik nafas panjang dan akhirnya aku mengatakan kegundahan ku selama berbulan-bulan "aku mulai percaya bahwa tidak ada kebetulan dalam hidupku" . "ya aku paham maksudnya, aku juga merasakan begitu".

belakangan ini aku selalu tiba di persimpangan jalan. aku dapat memilih ke kiri atau ke kanan. ketika menoleh ke belakang, aku yakin telah mengambil keputusan yang baik dan benar. tetapi bagaimana itu terjadi, aku sendiri tak tahu. kadang aku pikir seseorang atau sesuatu ada di belakang ku. mendorongku dengan lembut ke satu arah, seperti yang dulu dilakukan ibu ku ketika aku masih kecil.
.
aku tidak "emosional/meledak-ledak" ketika aku duduk di sisi ranjang peristirahatan terakhir dis. selalu tersedia sedikit ruang tambahan untuk pemahaman baru, betapapun kita merasa sudah terlalu penuh. pemahaman paling mendalam tampaknya selalu terjadi ketika aku duduk sendiri dengan seseorang setelah mereka tiada. kehadiran mereka menciptakan sebuah kejernihan pikiran bagiku. atau barangkali kejernihan hati yang sulit untuk dijelaskan.

ketika aku mendengar seseorang membuka pintu kamar dis, aku memegang tangannya dan pulang. dengan penuh rasa terima kasih karena memutuskan untuk menerima "pemberian waktuku untuk mengabdikan diri kepada sesama tanpa sedikitpun rasa pamrih, dalam hal ini, mengabdi untuk dis", yang terakhir.
.
.
karena dis telah pergi, ini adalah chapter terakhir.
aku persembahkan bagian "memberi tanpa ada rasa pamrih" ini untuk salah satu sahabat dan pemberi semangatku, "DIS".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar