Selasa, 10 September 2013

berbesar hati atau mengecilkan hati?

kehidupan memang begitu indah. layaknya angsa putih yang dengan anggunnya berenang di danau yang berwarna biru kehijauan. namun kehidupan memang begitu menyesakkan, layaknya
keluar di sebuah ruangan direksi dengan membawa kembali map lamaran kerja yang menunjukkan bahwa kita belum bisa diterima sebagai pegawai.
.
jadi teringat bulan april tahun 2011, saat itu semua begitu penuh rasa syukur, sehingga sempat aku menuliskan sebuah surat kepada Tuhan yang tak kurang dan tak lebih seperti ini:

Ya allah, terima kasih atas smuax.

Atas apa yg engkau hadiahkan kpdaq sejak aq lahir.

Atas apa yg engkau tetapkan kpdaku kelak.
Atas apa yg telah trjadi kpdaq yg dengan ini membuat menjadi pribadi yg terhormat, stidakx terhormat untukq sndri.
.
Ini semua sejatix hanyalah ikhtiarq kpda-Mu.
Hanyalah sebuah kprcayaan bhwa ini smua amanat yg harus aq jaga, aq rawat, dan aq perindah.


Terima kasih y allah atas pemberian organ tak tampak yg hanya karena organ ini, aq bisa brtahan dari kerasx khdupan.


Smoga ikhtiar tiada henti ini brbuah suatu kbaikan buatq, buat smua orang.


Aku tidak brharap ikhtiarq brbuah skarang.
Tpi aq brharap, akan ada masa, akan ada waktu, akan ada tempat untukq memetik hasil ikhtiarq meskpun aq harus tak ada di dunia ini.
Mskpun aq harus brjalan menyebrangi dimensi waktu yg brbeda.
.
Skali lg terima kasih ya allah.
Terima kasih ibu, ayah, yg tanpa kalian, tak ada mamat kecil, mamat yg nakal, dan achmad irfan skrang.


Terima kasih 


.
.
.
namun kemudian sekitar awal tahun ini, layaknya cuaca cerah tiba-tiba tersapu awan gelap dan angin topan.
.
getting worst!!!!!!!
.
kehidupan memang gampang berubah.
seperti senyuman yang tiba-tiba terseka oleh tangis.
.
tapi memang kita harus percaya akan satu hal.
bagaimanapun juga, Tuhan Maha Segalanya.
.
tinggal bagaimana kita menyikapinya.
mau berbesar hati, ataukah berkecil hati.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar