Secara umum, aku menyadari bahwa ekspresi emosi
adalah hal yang sangat tidak nyaman. Bahkan, ketika mendapatkan anugerah itu,
aku terus tidak mengacuhkan perasaanku. Aku memiliki waktu beberapa bulan
antara mendapatkan anugerah dan tindakannya, satu bulan untuk menerima
kemungkinan, sekalipun pilihan ku yang tepat, akan menjadi seorang yang secara
fisik juga mental dan perasaan yang sangat berbeda sebelum mendapatkan anugerah
tersebut.
Bagiku, pada saat itu, akibat pertama adalah
kehilangan kebahagiaan, yang kedua kehilangan kepercayaan diri. Bukannya
bepikir untuk mengatasi kemungkinan tersebut dengan bantuan seseorang, aku
malah mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, seakan aku tengah menyiapkan
sebuah kuliah bagi para profesional dalam sebuah konferensi atau seminar.
“apa saja dampak jika anugerah ini tidak
dikendailkan? Apa saja logistik yang akan aku butuhkan untuk menangani
ketidakmampuan mengendalikan berat badanku? Dampak negatif apa yang akan timbul
dari perubahan emosi yang begitu cepat? Apakah lebih baik cepat meninggalkan
dunia ini daripada hidup terlalu lama dan mengalami segala sesuatu yang
menyesakkan hidup?"
Bagi tiap pertanyaan, aku menuliskan setidaknya
beberapa jawaban, dengan banyak referensi atau rujukan dan kutipan
riset/penelitian para dokter ahli. Sangat ilmiah. Sangat membohongi diri
sendiri.
Bersamaan dengan saat aku menerima kabar anugerah
itu, fondasi paling bawah dari hubungan ku dengan dunia juga berubah.
Komunikasi dengan kata-kata yang selama ini aku andalkan sepanjang kehidupan
ramai ku, terbukti tidak memadai untuk mengekspresikan perasaan tentang situasi
ku.
Perasaan yang aku alami tentang hidupku dan
pengalaman yang sebelumnya telah aku ceritakan di blog ini, menuntut aku untuk
melangkah lebih jauh dari sekedar akurat dari kata-kata. Aku belajar melalui
pengalaman, tentang nilai berkomunikasi mengenai perasaan melalui sentuhan,
kegiatan keagamaan, hembusan nafas, tindakan, dan juga musik.
.
Seperti halnya musik, musik bagiku adalah penyampai
perasaan, meskipun tak terjadi komunikasi secara langsung dengan seseorang atau
pihak lain. Tapi musik bisa membawa kita menemukan kembali atau menemukan
sesuatu yang baru tentang arti segala macam permasalahan atau segala sesuatu tentang kehidupan.
Aku terkadang mulai mendengarkan musik, menutup
pintu sehingga tidak ada yang dapat mendengarkan, atau memasangkan headset pada
telinga kanan dan kiri. Aku baru memainkan musik kurang dari 3 menit lantunan
lirik dan nada-nadanya datang secara ajaib, terangkai dengan sendirinya.
Menghasilkan moment yang belum pernah aku dapatkan atau terkadang mengembalikan
momen ke masa lalu.
Dari mana musik ini datangnya???
Dalam this is your brain on music, Daniel. L
menyajikan satu argumen yang kuat bahwa secara neurologis, otak kita lebih
terancang untuk terkoneksi dengan musik ketimbang dengan kata-kata sebagaimana
telah diharfiahkan oleh komunikasi. Aku pikir, musik memiliki keutamaan dalam
mengekspresikan perasaan yang mungkin terlalu memalukan atau menakutkan jika
dikatakan.
Setidaknya itulah yang aku alami.
Special song: tentang rasa, Thousand years, if
you’re not the one. Dan masih banyak lagi yang tak bisa ku sebutkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar