Rabu, 03 Juli 2013

mencoba komunikasi dari dalam hati #chapter 1

aku adalah orang yang suka berkomunikasi. aku juga terkadang membantu orang lain terampil dalam menggunakan kata-kata mereka. karena pada akhirnya nanti aku ingin menjadi orang yang ekspresif dan berkembang menjadi pembicara yang sanggup menggunakan segala macam pikiran dan perasaan, dan ketika pemikiranku kehilangan alur logika, aku menggambarkan sebuah peta yang dapat aku telusuri dengan mudah.

aku yakin, kata-kata adalah satu-satunya cara agar dapat memperoleh kesejatian dan makna dari komunikasi. ketika aku mulai merenungkan hidup, aku berfikir apakah kesukaanku akan berkomunikasi ada hubungannya dengan ketakutanku akan semua orang yang mengetahui kehidupanku. dan apakah aku harus mencari cara yang aman untuk berkomunikasi? dan sepertinya aku mendapatkan cara itu sampai aku keluar dari kantor itu.

dia pernah bertanya kepadaku tentang anugerah itu, namun aku mengabaikannya dan mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan dengan memberikan penegasan bahwa tidak perlu untuk membahasnya, "yang benar saja, aku mungkin diharuskan menjalani sebuah kegiatan yang nantinya dapat merubah secara ekstrim hidupku atau malah harus sampai disitu saja, apakah aku bisa tenang?"

aku tahu dia tidak percaya, akan tetapi karena dia mengetahui bagaimana sifat kami, aku selalu mengindar jika dia mengajak berbicara tentang keadaan ini, tapi selalu aku hindari.

ketika dia bertanya lagi beberapa hari kemudian, apakah aku sudah siap untuk berbicara, aku ingin menjawab iya, tetapi tidak sanggup. justru aku malah menggelengkan kepala. jika membicarakannya, aku takut tidak akan sanggup menyembunyikan ketakutanku akan dampak dari anugerah ini. berasa berdiri dalam 2 pilihan yang sama-sama menyesakkan. namun akhirnya aku memilih untuk berbagi dengannya. setelah beberapa point aku utarakan dengan jelas, ketakutanku kembali menyergap.
.
apakah ini akan mengulang kejadian dulu???????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar